Advertise

Kamis, 13 Mei 2021

IBNU SINA (BAPAK ILMU KEDOKTERAN MODERN)

           


Sejarah membuktikan, zaman keemasan kerap dibarengi dengan kemajuan dibidang sains, matematika, dan teknologi. Begitu juga peradaban islam yang pernah berjaya, umat islam mendominasi dan menelurkan penemuan-penemuan yang menakjubkan dan membuka cakrawala dunia sains.

Namun sayang, masyarakat lebih akrab dengan para ilmuwan Barat daripada para Ilmuwan Muslim. Karya Fenomenal ilmuwan Muslim hanya menjadi gambaran romantisme sejarah dan umat islam saat ini belum menemkan wujud jatinya sebagai penggerak peradaban sebagaimana beberapa abad lalu.
Kini, umat islam hanya bisa disuguhi karya-karya Barat yang kering dengan ruh spiritual. Sudah saaatnya masyarakat dikenalkan kepada mereka yang sesungguhnya telah mengubah perdaban dunia melalui karya-karyanya. Salah satunya adalah Ibn Sina yang lebih dikenal oleh masyrakat eropa dengan sebutan Avicenna.
            Sejak kecil, Ibnu Sina yang dikenal sebagai bapak pengobatan modern ini sudah mahir dalam pengobatan. Belum genap berusia 16 tahn, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal banyak orang, serta banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Bahkan ia membuka prakten dan mengobati orang-orang yang sedang sakit.
            Ia juga tidak pernah bosan membaca buku-buku filsafat. Setiap kali menghadapi kesulitan, ia memohon petunjuk kepada Allah SWT. Ia juga sering tertidur karena kepayahan membaca, di dalam tidurnya itu dilihatnya pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Sewaktu seusia 17 tahun, atas panggilan istana, ia pernah mengobati Pangeran Nuh Ibn Mansur sampai pulih kembali kesehatannya. Sejak itu, Ibn Sina mendapat sambutan baik dan dapat mengnjungi perpustakaan yang penuh dengan bku-buku yang sukar didapat. Kemudian membaca dengan segala keasyikannya.
Dalam bidang materia medeica, ibnu sina telah banyak menemkan bahan nabati baru zanthoxyllum budrunga yang dapat menyembuhlkan beberapa penyakit tertentu, seperti radang selaput otak (meningitis). Ibnu Sina adalah orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, baru 600 tahun kemudian disempurnakan oleh Wiliam Harvey.
Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya. Dia jugalah yang mula-mula mempraktelkkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas dan menjahitnya. Dan dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini disebut psikoterapi.
Sekali pun hidup dalam waktu penh kegncangan dan sering sibuk dengan soal negara, tapi ia mampu menulis sekitar 250 judul bku. Diantaranya karya yang paling masyhur adlah al-Qanun. Kitab ini mengupas kaidah-kaidah mum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit.
Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab al-Qann diterjemahkan kedalam bahas latin. Kini, buku tersebut jga telah diterjemahkan kedalam bahasa inggris, pwerancis, dan Jerman. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas eropa.

Karya kedanya adalah ensiklopedia Kitab Asy-Syifa, karya ini merupakan titik puncak filsafat peripatetik dalm islam. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia.